Penting! Ini Poin Penting Permenaker & SNI Terbaru tentang APAR

Pelajari poin penting Permenaker dan SNI terbaru terkait APAR serta penerapan standar K3 kebakaran di tempat kerja. Artikel ini memberikan panduan lengkap untuk manajer K3 agar selalu patuh pada regulasi keselamatan dan siap menghadapi risiko kebakaran.
Instruktur memberikan pelatihan standar K3 kebakaran kepada tim perusahaan.

Mengapa Standar K3 Kebakaran Semakin Diperketat

Kebakaran menjadi salah satu risiko tertinggi di lingkungan kerja yang bisa menyebabkan kerugian material, reputasi, bahkan nyawa. Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) terus memperbarui regulasi terkait standar K3 kebakaran dan penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

Regulasi terbaru menegaskan bahwa setiap tempat kerja wajib memiliki sistem pencegahan kebakaran aktif dan pasif, dilengkapi dengan APAR sesuai SNI yang dipasang dan dirawat dengan benar. Bagi manajer K3 dan pemilik usaha, memahami aturan ini bukan sekadar kepatuhan hukum, tetapi juga bagian penting dari tanggung jawab profesional.

Baca juga: Checklist Inspeksi APAR (Bulanan & Tahunan) Sesuai Standar K3

Landasan Hukum dan Regulasi Terbaru

Salah satu regulasi penting yang menjadi acuan adalah Permenaker No. 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Meskipun sudah lama diterbitkan, prinsip-prinsip dasarnya masih relevan dan kini diperkuat oleh penerapan SNI 03-3985-2000 serta pedoman teknis terbaru dari Direktorat Pengawasan K3.

SNI tersebut mengatur tentang jenis APAR, bahan kimia pemadam, warna tabung, label identifikasi, dan klasifikasi kebakaran (A, B, C, D, K). Sementara Permenaker menekankan pentingnya inspeksi rutin, pelatihan petugas, dan pencatatan hasil pemeriksaan. Kombinasi keduanya membentuk sistem keselamatan kerja yang terintegrasi.

Rujukan resmi:

Poin-Poin Kritis dalam Standar K3 Kebakaran

1. Jenis dan Kapasitas APAR

Sesuai regulasi, kapasitas APAR diukur berdasarkan risiko area kerja.

  • Kelas A (Padat): Gunakan APAR air atau dry chemical powder minimal 6 kg.
  • Kelas B (Cair mudah terbakar): APAR CO₂ atau foam agent.
  • Kelas K (Minyak goreng dan lemak): Gunakan APAR wet chemical sesuai standar dapur industri.

2. Penempatan dan Aksesibilitas

APAR wajib ditempatkan di lokasi yang mudah terlihat, tidak terhalang benda, dan diberi tanda khusus berwarna merah dengan simbol api putih. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 1,25 meter dari lantai.

3. Pemeriksaan dan Pemeliharaan

Setiap APAR harus diperiksa minimal sebulan sekali dan diuji ulang setiap tahun. Pemeriksaan mencakup tekanan, segel, kondisi selang, label masa berlaku, serta berat tabung.

Lihat panduan terkait: Perawatan Rutin dan Masa Kadaluarsa APAR Wet Chemical

Peran Manajer K3 dalam Kepatuhan Regulasi

Manajer K3 memiliki tanggung jawab memastikan seluruh sistem proteksi kebakaran di perusahaan berjalan optimal. Hal ini termasuk:

  • Menetapkan kebijakan proteksi kebakaran sesuai standar K3.
  • Menyusun rencana tanggap darurat dan melatih tim pemadam internal.
  • Melakukan audit K3 untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap Permenaker dan SNI.

Perusahaan yang disiplin menerapkan standar ini terbukti memiliki tingkat respons kebakaran lebih cepat dan kerugian yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang abai terhadap regulasi.

Pemeriksaan rutin APAR oleh petugas K3 di gedung perkantoran.

Petugas K3 melakukan pemeriksaan APAR rutin di area kerja untuk memastikan kesiapan menghadapi kebakaran.

Sanksi bagi Perusahaan yang Tidak Mematuhi Standar

Pelanggaran terhadap standar K3 kebakaran tidak hanya berisiko secara operasional, tetapi juga hukum. Berdasarkan Pasal 190 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, perusahaan dapat dikenakan sanksi administratif hingga penghentian kegiatan operasional apabila terbukti lalai dalam pemenuhan standar keselamatan.

Selain itu, perusahaan dapat menghadapi tuntutan dari pihak asuransi jika kebakaran terjadi karena kelalaian perawatan APAR atau pelatihan K3 yang tidak sesuai ketentuan.

Langkah Implementasi di Lapangan

  1. Audit Awal Lokasi Lakukan pemetaan risiko kebakaran di setiap zona kerja. Identifikasi sumber panas, bahan mudah terbakar, dan akses evakuasi.
  2. Pilih APAR Sesuai Risiko Gunakan kombinasi APAR dry chemical, CO₂, dan wet chemical sesuai jenis aktivitas kerja.
  3. Pelatihan Karyawan Semua staf perlu dilatih menggunakan APAR dan memahami titik evakuasi.
  4. Inspeksi Berkala dan Pencatatan Gunakan form checklist inspeksi APAR agar semua kegiatan perawatan terdokumentasi dengan baik.
 Instruktur memberikan pelatihan standar K3 kebakaran kepada tim perusahaan.

Pelatihan internal untuk meningkatkan pemahaman karyawan tentang standar K3 kebakaran.

Manfaat Mematuhi Standar K3 Kebakaran

Penerapan standar K3 kebakaran memberikan banyak manfaat nyata bagi perusahaan:

  • Mengurangi risiko kebakaran dan kerugian finansial.
  • Meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata klien dan regulator.
  • Memenuhi persyaratan audit ISO 45001 dan SMK3.
  • Meningkatkan kesadaran keselamatan di lingkungan kerja.

Dengan kata lain, kepatuhan terhadap regulasi bukan hanya kewajiban hukum, tetapi juga investasi jangka panjang untuk keberlanjutan bisnis.

FAQ: Pertanyaan Umum tentang Standar K3 Kebakaran

1. Apakah APAR wajib ada di semua tempat kerja?

Ya. Berdasarkan Permenaker No. 4 Tahun 1980, setiap tempat kerja wajib memiliki APAR dengan jumlah dan jenis yang sesuai tingkat risiko kebakaran.

2. Berapa jarak ideal antar APAR di area kerja?

Maksimal 15 meter, agar mudah dijangkau dalam kondisi darurat.

3. Siapa yang boleh melakukan inspeksi APAR?

Petugas yang telah mendapat pelatihan K3 atau teknisi bersertifikat yang memahami standar SNI dan Permenaker.

4. Apakah APAR memiliki masa kadaluarsa?

Ya. Umumnya 3–5 tahun tergantung jenis media pemadam dan kondisi penyimpanan.

5. Apakah ada standar APAR khusus untuk dapur industri?

Ada. Gunakan APAR wet chemical yang efektif untuk kelas kebakaran K (minyak dan lemak).

Ingin memastikan sistem proteksi kebakaran di perusahaan Anda sudah sesuai Permenaker dan SNI terbaru?

Hubungi tim Karina Fire untuk konsultasi gratis seputar inspeksi, audit, dan perawatan APAR di tempat kerja Anda.

Kami siap membantu menjaga keselamatan bisnis Anda dengan standar profesional terbaik.

MORE NEWS

Profesional K3 sedang melakukan audit sistem pemadam kebakaran pabrik pada instalasi hydrant.

5 Alasan Wajib Lakukan Audit Sistem Pemadam Kebakaran Pabrik

Kapan terakhir kali Anda memeriksa kelayakan sistem proteksi di pabrik? Artikel ini mengupas tuntas 5 alasan krusial mengapa audit sistem pemadam kebakaran pabrik wajib dilakukan secara rutin. Mulai dari kepatuhan regulasi,
Ilustrasi pekerja pabrik yang ragu saat menghadapi situasi darurat akibat kurangnya pemahaman penggunaan APAR.

7 Kesalahan Penggunaan APAR Pabrik yang Fatal & Solusinya

Sering diabaikan, kesalahan penggunaan APAR pabrik ternyata menjadi penyebab utama kegagalan pemadaman api dini di area industri. Artikel ini mengupas 7 blunder fatal yang wajib dihindari, mulai dari pemilihan jenis media
Inspeksi risiko kebakaran pabrik oleh teknisi keselamatan menggunakan perangkat digital di area produksi.

Cegah Kerugian: Mengelola Risiko Kebakaran Pabrik & Solusinya

Risiko kebakaran pabrik merupakan ancaman nyata yang dapat mengganggu stabilitas produksi, keselamatan tenaga kerja, serta citra profesional sebuah perusahaan manufaktur. Artikel ini mengupas tuntas faktor penyebab, dampak bisnis, hingga strategi mitigasi