Artikel ini disajikan dalam format tanya jawab untuk menjadi panduan praktis Anda dalam memahami berbagai aspek regulasi APAR di Indonesia. Bagi setiap pemilik bisnis dan manajer K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan bukan hanya soal menghindari sanksi, tetapi merupakan fondasi utama untuk melindungi nyawa dan aset.

Namun, sering kali muncul kebingungan mengenai aturan spesifik seputar pengadaan, penempatan, dan perawatan alat pemadam kebakaran. Oleh karena itu, kami telah merangkum pertanyaan-pertanyaan yang paling sering diajukan untuk memberikan Anda kejelasan dan kepercayaan diri dalam mengelola sistem proteksi kebakaran Anda.

Mengapa Mematuhi Regulasi APAR adalah Kewajiban Bisnis?

Sebelum masuk ke detail teknis, penting untuk memahami mengapa kepatuhan terhadap standar ini bersifat mutlak. Pertama, ini adalah kewajiban hukum yang jika diabaikan dapat berujung pada sanksi. Kedua, ini adalah kewajiban moral untuk menjamin keselamatan setiap individu di tempat kerja. Ketiga, perusahaan asuransi sering kali menjadikan kepatuhan terhadap regulasi APAR sebagai syarat dalam proses klaim jika terjadi insiden kebakaran.

Tanya Jawab Seputar Regulasi dan Standar APAR di Indonesia

Berikut adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan paling umum yang akan membantu Anda menavigasi kompleksitas aturan yang ada.

Tanya 1: Apa Dasar Hukum Utama untuk Regulasi APAR di Indonesia?

Jawab: Dasar hukum utama untuk pemasangan dan pemeliharaan APAR di tempat kerja adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.04/MEN/1980. Peraturan ini secara spesifik mengatur tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Ini adalah dokumen wajib yang harus dipahami oleh setiap penanggung jawab K3. Merujuk langsung ke dokumen peraturan yang seringkali disediakan oleh lembaga pemerintah seperti JDIH (Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum).

Tanya 2: Apakah Semua APAR yang Digunakan di Tempat Kerja Wajib Bersertifikasi SNI?

Jawab: Ya, sangat dianjurkan dan secara praktis bersifat wajib. Meskipun peraturan lama tidak menyebut SNI secara eksplisit, standar keselamatan modern dan regulasi turunan lainnya menekankan pentingnya penggunaan produk yang teruji kualitasnya.

Menggunakan alat pemadam kebakaran ber-SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa perangkat tersebut telah lulus uji kelayakan material, efektivitas media pemadam, dan keamanan konstruksi. Menggunakan produk non-SNI menempatkan perusahaan Anda pada risiko kegagalan fungsi dan tanggung jawab hukum yang besar.

Tanya 3: Bagaimana Aturan Penempatan APAR yang Benar Menurut Regulasi?

Jawab: Regulasi APAR dalam Permenaker No. PER.04/MEN/1980 menetapkan beberapa aturan kunci:

• Mudah Dilihat dan Diakses: APAR harus ditempatkan di lokasi yang mudah dilihat, diakses, dan tidak terhalang oleh barang atau perabotan.
• Diberi Tanda yang Jelas: Setiap lokasi APAR harus diberi penanda yang jelas, biasanya berupa segitiga merah sama sisi dengan gambar APAR di dalamnya.
• Tinggi Pemasangan Standar: Jarak antara lantai dasar dengan dasar APAR minimal 15 cm, sementara jarak antara puncak APAR dengan lantai maksimal 125 cm (1,25 meter).
• Jarak Antar APAR: Jarak penempatan antara satu APAR dengan APAR lainnya tidak boleh melebihi 15 meter, atau disesuaikan dengan rekomendasi ahli K3 berdasarkan tingkat risiko di area tersebut.

Tanya 4: Seberapa Sering APAR Harus Diperiksa dan Apa Saja yang Dicek?

Jawab: Pemeriksaan APAR terbagi menjadi dua jenis:

• Inspeksi Visual (Minimal 1 Bulan Sekali): Dilakukan oleh internal perusahaan untuk memastikan APAR dalam kondisi baik: tekanan pada pressure gauge berada di zona hijau, segel pengaman masih utuh, tidak ada karat atau penyok, dan selang tidak retak.
• Pemeliharaan dan Servis (Minimal 1 Tahun Sekali): Dilakukan oleh teknisi atau perusahaan kompeten. Ini mencakup pemeriksaan mendalam dan pengisian ulang jika masa media pemadam sudah kedaluwarsa (umumnya 5 tahun untuk powder dan CO2). Selain itu, uji hidrostatik untuk tabung wajib dilakukan setiap 5 tahun sekali.

Kesimpulan: Kepatuhan Regulasi adalah Fondasi Keamanan Sejati

Pada akhirnya, memahami dan mematuhi regulasi APAR bukanlah tentang menghindari hukuman, melainkan tentang membangun sebuah sistem keselamatan yang sistematis, terukur, dan dapat diandalkan. Kepatuhan yang konsisten adalah bukti nyata bahwa perusahaan Anda menempatkan keselamatan sebagai prioritas tertinggi, melindungi bisnis dari berbagai risiko yang disebabkan oleh insiden kebakaran. Pastikan setiap alat pemadam kebakaran di fasilitas Anda terkelola dengan baik.

Apakah Anda membutuhkan mitra ahli untuk memastikan bisnis Anda sepenuhnya patuh terhadap regulasi dan siap menghadapi risiko kebakaran?

Hubungi PT. Karina Multi Persada hari ini untuk konsultasi dan solusi proteksi kebakaran satu atap. Sebagai spesialis di bidang keselamatan, PT. Karina Multi Persada menyediakan semua kebutuhan alat pemadam kebakaran yang Anda butuhkan.

Mulai dari penyediaan APAR bersertifikasi SNI, layanan inspeksi dan pemeliharaan rutin sesuai standar, hingga program pelatihan karyawan. kami siap menjadi mitra Anda dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan patuh regulasi.

Artikel terkait: Minimalkan Risiko, Maksimalkan Keamanan: Pentingnya Alat Pemadam Kebakaran di Dunia Usaha